Selasa, 05 September 2017

Filosofi Kopi

Menungso kuwi sejatine kurang siji.... yoiku: *NGOPI*  iku tegese *(Ngolah Pikiran),* mulo kopi iku rasane *Pait.*
Nanging sak pait-paite kopi.. isih iso digawe *LEGI* ( Legowo ning ati )/berlapang dada hatinya
Carane kudu ditambahi *GULO*  (Gulangane Roso)/ Mengelola rahsa yg baik
Sing asale soko *TEBU* (anteb ning kalbu)/ mantab hatinya
Banjur diwadahi *CANGKIR*  (Nyancangne piKIR). Menguatkan pikiran
Trus di siram *WEDANG* (wejangan sing marahi padang) / Nasehat yg menentramkan hati
ojo lali di *UDHEG* (Usahane ojo nganti  mandeg )/Usaha jangan sampai berhenti
Anggone  ngudheg nganggo *SENDOK"* (Sendhekno marang sing nduwe kautaman)/ Pasrahkan pada Yang Maha Kuasa
Dienteni ben rodo *ADEM* (Ati digowo lerem ) / Hati jadi tenang
Bar kui diombe *SERUPUT* (Sedoyo Rubedo bakal luput) / Semua godaan akan terhindar

Meniko falsafahipun *KOPI*
Ayo ngopiii....☕

Sumber : anonymous
Copas grup wa

10 wasiat ibu kepada putrinya

Wahai anakku, peganglah 10 wasiat ini, insya Allah kebahagiaan akan menjadi milikmu....

- Pertama, iringilah suamimu dengan sifat qana’ah, menerima apa adanya. Sesungguhnya dalam qana’ah terdapat ketenangan hati.
- Kedua, pergaulilah suamimu dengan baik dan rasa patuh. Sesungguhnya di dalam kebaikan pergaulan dan kepatuhanmu terdapat ridha Tuhanmu.
- Ketiga, jagalah pandangan matanya agar jangan sampai melihat sesuatu yang tidak disukainya dalam dirimu.
- Keempat, jagalah penciumannya agar ia tidak mencium bau yang tidak harum di tubuhmu.
- Kelima, jagalah dengan sungguh-sungguh waktu makannya, sesungguhnya rasa lapar akan mudah menyulut kemarahan.
- Keenam, tenanglah di waktu tidurnya. Sebab kegaduhan di saat tidurnya bisa mendatangkan kekesalan.
- Ketujuh, jagalah rumah dan hartanya. Sesungguhnya menjaga harta suami adalah salah satu bentuk penghormatan kepadanya.
- Kedelapan, jagalah kehormatan dan keluarganya. Sesungguhnya menjaga kehormatan keluarganya adalah penjagaan yang sangat baik di matanya.
- Kesembilan, jangan menyebarkan rahasianya. Sebab rahasianya adalah rahasiamu, kelemahannya adalah kelemahanmu, dan aibnya adalah aibmu.
- Kesepuluh, jangan berpaling dari perintahnya. Sebab suami yang mendapati istrinya tak mau mentaatinya, ia akan sempit hatinya dan tidak ridha kepadanya.

Aamiin...

Rabu, 23 Agustus 2017

Cerita Ayah dan Kopi

NGOPI

*Ayah :* Tolong buatkan kopi dua gelas untuk kita berdua nak, tapi gulanya jangan engkau tuang dulu, bawa saja ke mari beserta wadahnya.

*Ansak :* Baik, ayah

Tidak berapa lama, anaknya sudah membawa dua gelas kopi yang masih hangat dan gula di dalam wadahnya beserta sendok kecil.

*Ayah :* Cobalah kamu rasakan kopimu nak , bagaimana rasa kopimu?

*Anak :* rasanya sangat pahit sekali ayah

*Ayah :* Tuangkanlah sesendok gula, aduklah, bagaimana rasanya?

*Anak :* Rasa pahitnya sudah mulai berkurang, ayah

*Ayah :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?

*Anak :* Rasa pahitnya sudah berkurang banyak, ayah

*Ayah :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?

*Anak :* Rasa manis mulai terasa tapi rasa pahit juga masih sedikit terasa, ayah

*Ayah :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?

*Anak :* Rasa pahit kopi sudah tidak terasa, yang ada rasa manis, ayah

*Ayah :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?

*Anak :* sangat manis sekali, ayah.

*Ayah :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?

*Anak :* Terlalu manis. Malah tidak enak, ayah

*Ayah :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?

*Anak :* rasa kopinya jadi tidak enak, lebih enak saat ada rasa pahit kopi dan manis gulanya sama-sama terasa, ayah.

*Ayah :* Ketahuilah nak.. pelajaran yg dapat kita ambil dari contoh ini adalah.. jika rasa pahit kopi ibarat kemiskinan hidup kita, dan rasa manis gula ibarat kekayaan harta, lalu menurutmu kenikmatan hidup itu sebaiknya seperti apa nak?

Sejenak sang anak termenung, lalu menjawab.

*Anak :* Ya ayah, sekarang saya mulai mengerti, bahwa kenikmatan hidup dapat kita rasakan, jika kita dapat merasakan hidup secukupnya, tidak melampaui batas. Terimakasih atas pelajaran ini, ayah

*Ayah :* Ayo anakku, kopi yg sudah kamu beri gula tadi, campurkan dengan kopi yang belum kamu beri gula, aduklah, lalu tuangkan dalam kedua gelas ini, lalu kita nikmati segelas kopi ini.

Sang anak lalu mengerjakan perintah ayahnya

*Ayah :* Bagaimana rasanya?

*Anak :* rasanya nikmat, ayah.

*Ayah :* Begitu pula jika engkau memiliki kelebihan harta, akan terasa nikmat bila engkau mau membaginya dengan orang2 yang kekurangan.

*Anak :* Terima kasih atas ilustrasinya, ayah

*Selamat ngopi☕*๐Ÿ˜Š๐Ÿ™

Sumber : anonymous

Selasa, 22 Agustus 2017

Belajar Ikhlas Ala Samin

*Parjo* : Kang, sampeyan ngenehi duit wong ngemis mau?
*Samin* : Iyo.
*Parjo* : Sampeyan diapusi, wong sing ngemis kae mau asline sugih, sapine akeh...
*Samin* : Ngapusi iku dudu urusanku. Kuwi urusane dekne karo Gusti Alloh
==================

*Parjo* : Lho sendalmu endi kang? Kok cekeran?
*Samin* : Ilang.
*Parjo* : Ora mbok golek'i ... sopo sing nyolong?
*Samin* : Ora, aku biyen lahir yo ora sandalan.
===================

*Parjo* : Kang, sampeyan dirasani karo Joyo.
*Samin* : Ben wae.
*Parjo* : Sampeyan ora nesu
*Samin* : Lha saiki kowe yo ngrasani Joyo. Joyone yo ra nesu.
=================

*Parjo* : Kang, pitikmu dipangan asune Joyo.
*Samin* : Wes ben.
*Parjo* : Kok sampeyan biasa wae? Ora njaluk ganti?
*Samin* : Aku malah kaget nek pitikku sing mangan asune si Joyo.
==================

*Parjo* : Kang, wes mangan?
*Samin* : Durung.
*Parjo* : Mreneo tak wenehi duit.
*Samin* : Wegah. Aku ra doyan. Panganen dewe yen kowe doyan duit.
=================

*Parjo* : Kang, tanduranmu rusak dipangan weduse Joyo.
*Samin* : Ben wae. Untung doyane tanduran. Yen weduse doyan papan, malah omahku sing dipangan.
==================

*Parjo* : Kang, kowe ki ket mau mlaku ngalor ngidul..... ora jelas?
*Samin* : Lha yo kuwi. Nek jelas, mesthi aku mlaku ngalor thok opo ngidul thok.
===================

*Parjo* : Kang, klambi sing tok pepe dicolong uwong.
*Samin* : Ben. Wong salahku dewe, aku mepe klambi tak pamer2ke ning njobo.
==================

*Parjo* : Kang, kok mung mlaku? Lha jaran sing biasa tok tumpaki nang endi?
*Samin* : Ilang, alhamdulillah
*Parjo* : Kok malah alhamdulillah karo ngguya-ngguyu ki piye?
*Samin* : Lha untunge pas dicolong, aku ora pas numpak jaran, Nek pas tak tumpaki aku yo katut ilang to?.....
==================

*Parjo* : Kang, bayarane Joyo luweh gede timbang bayaranmu lho.
*Samin* : Ben.
*Parjo* : Kan ora adil.
*Samin* : Adil ora kudu podo. Kowe tak pakani katul podo karo pitik yo emoh to?
==================

*Parjo* : Kang, pelem-mu dicolong Joyo.
*Samin* : Ben.
*Parjo* : Kok ben?
*Samin* : Lha kowe kok iyik to? Biasane yen dicolong codot aku yo meneng wae kok....
===================

*Parjo* : Kang, jare wingi omahmu kelebon maling?
*Samin* : Iyo.
*Parjo* : Lho, kok iyo? Berarti sampeyan ngerti?
*Samin* : Ngerti. Tapi aku ngumpet mergo isin ra duwe barang sing apik sing iso dimaling....
==================

*Nek sanggup koyo Samin,  uripe bakal ayem tentrem.....*

Senin, 21 Agustus 2017

Kisah seorang terdakwa n 10 ekor anjing ganas

*KISAH SEORANG TERDAKWA VERSUS 10 EKOR ANJING GANAS*

Alkisah ada seorang raja yang memiliki 10 ekor anjing ganas untuk  menghukum yang bersalah.

Jika sang Raja tidak berkenan maka orang yang salah akan dilempar ke kandang agar dicabik oleh anjing-anjing ganas tsb.

Suatu hari seorang menteri membuat keputusan salah dan murkalah Raja. Maka diperintahkan agar sang menteri dimasukkan ke kandang anjing ganas.

Menteri berkata: "Paduka, saya telah mengabdi padamu selama 10 tahun, tapi paduka tega menghukumku begini. Atas pengabdianku selama ini saya hanya minta waktu penundaan hukuman 10 hari saja".

Sang Raja pun mengabulkannya. Sang menteri bergegas menuju kandang anjing-anjing tersebut dan meminta izin kepada penjaga untuk mengurus anjing-anjingnya.

Ketika ditanya untuk apa ? Maka dijawab: "Setelah 10 hari nanti engkau akan tahu''. Karena tahu itu menteri maka diizinkan.

Selama 10 hari itu sang menteri memelihara, mendekati, memberi makan bahkan akhirnya bisa memandikan anjing-anjing tersebut hingga menjadi sangat jinak padanya.

Tibalah waktu eksekusi, disaksikan Raja dimasukkanlah sang menteri ke kandang anjing, tetapi Raja kaget saat melihat anjing-anjing itu justru jinak padanya.

Maka dia bertanya apa yang telah dilakukan menteri pada anjing-anjing tersebut ?

Jawab menteri: "Saya telah mengabdi pada anjing-anjing ini selama 10 hari dan mereka tidak melupakan jasaku.

Terharulah raja, meleleh airmatanya lalu dibebaskanlah sang menteri dari hukuman dan dimaafkan.

*Pesan Moral dari cerita di atas adalah:*

*Janganlah kita mudah mengingkari dan melupakan kebaikan-kebaikan yang  kita terima dari siapapun dia, terutama sekali kebaikan dari orang-orang terdekat kita yang mereka lakukan dengan ikhlas sepanjang waktu saat mereka bersama-sama kita. Jangan hanya karena kejadian sesaat yang tidak mengenakkan kita, sikap kita berubah menjadi membenci bahkan anti pati kepada mereka, sehingga seperti ibarat "PANAS SETAHUN BISA TERHAPUS HANYA OLEH HUJAN SEHARI".*

Jangan mudah menghapus kenangan yang telah terukir dan persahabatan yang telah terjalin bertahun lamanya hanya karena hal-hal kecil yang kurang kita sukai darinya saat ini.

Jangan lupa kepada orang yang pernah membantu anda, jangan benci kepada orang yang pernah mengasihimu, jangan menipu pada orang yang mempercayai anda.

Teman lama adalah emas. Teman baru adalah berlian. Jika kamu mendapat sebuah berlian, jangan lupakan emas. Karena untuk mengikat sebuah berlian menjadi cincin, kamu selalu memerlukan dasar emas.

*Tetap tersenyum dan bahagialah saudaraku semua, karena sesungguhnya tersenyum dan bahagia adalah hak azasi Anda. Andalah yang menjadi penentunya. Bukan orang lain. Sekali lagi....bukan orang lain.*

๐Ÿ’™๐Ÿ’š๐Ÿ’›๐Ÿ’œ๐Ÿ’“๐Ÿ’•๐Ÿ’–๐Ÿ’—๐Ÿ’˜๐Ÿ’๐Ÿ’ž๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’ž๐Ÿ’๐Ÿ’˜๐Ÿ’—๐Ÿ’–๐Ÿ’•๐Ÿ’“๐Ÿ’œ๐Ÿ’›๐Ÿ’š๐Ÿ’™

Sumber : anonymous

Cemburu kah kita pada Julaibib

*CEMBURU KAH KITA PADA JULAIBIB?*

Oleh: Salim A. Fillah

JULAIBIB, begitu dia biasa dipanggil. Sebutan ini sendiri mungkin sudah menunjukkan ciri jasmani serta kedudukannya di antara manusia; kerdil dan rendahan.

Julaibib. Nama yang tak biasa dan tak lengkap. Nama ini, tentu bukan dia sendiri yang menghendaki. Tidak pula orangtuanya. Julaibib hadir ke dunia tanpa mengetahui siapa ayah dan yang mana bundanya. Demikian pula orang-orang, semua tak tahu, atau tak mau tahu tentang nasab Julaibib. Tak dikenal pula, termasuk suku apakah dia. Celakanya, bagi masyarakat Yatsrib, tak bernasab dan tak bersuku adalah cacat kemasyarakatan yang tak terampunkan.

Julaibib yang tersisih. Tampilan jasmani dan kesehariannya juga menggenapkan sulitnya manusia berdekat-dekat dengannya. Wajahnya yang jelek terkesan sangar. Pendek. Bungkuk. Hitam. Fakir. Kainnya usang. Pakaiannya lusuh. Kakinya pecah-pecah tak beralas. Tak ada rumah untuk berteduh. Tidur sembarangan berbantalkan tangan, berkasurkan pasir dan kerikil. Tak ada perabotan. Minum hanya dari kolam umum yang diciduk dengan tangkupan telapak. Abu Barzah, seorang pemimpin Bani Aslam, sampai-sampai berkata tentang Julaibib, ”Jangan pernah biarkan Julaibib masuk di antara kalian! Demi Allah jika dia berani begitu, aku akan melakukan hal yang mengerikan padanya!”

Demikianlah Julaibib.Namun jika Allah berkehendak menurunkan rahmatNya, tak satu makhlukpun bisa menghalangi. Julaibib berbinar menerima hidayah, dan dia selalu berada di shaff terdepan dalam shalat maupun jihad. Meski hampir semua orang tetap memperlakukannya seolah dia tiada, tidak begitu dengan Sang Rasul, Sang rahmat bagi semesta alam. Julaibib yang tinggal di shuffah Masjid Nabawi, suatu hari ditegur oleh Sang Nabi, Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam.

”Ya Julaibib”, begitu lembut beliau memanggil, ”Tidakkah engkau menikah?”

”Siapakah orangnya Ya Rasulallah”, kata Julaibib, ”Yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini?” Julaibib menjawab dengan tetap tersenyum.

Tak ada kesan menyesali diri atau menyalahkan takdir Allah pada kata-kata maupun air mukanya. Rasulullah juga tersenyum. Mungkin memang tak ada orangtua yang berkenan pada Julaibib. Tapi hari berikutnya, ketika bertemu dengan Julaibib, Rasulullah menanyakan hal yang sama. ”Wahai Julaibib, tidakkah engkau menikah?” Dan Julaibib menjawab dengan jawaban yang sama. Begitu, begitu, begitu. Tiga kali. Tiga hari berturut-turut.

Dan di hari ketiga itulah, Sang Nabi menggamit lengan Julaibib kemudian membawanya ke salah satu rumah seorang pemimpin Anshar. ”Aku ingin”, kata Rasulullah pada si empunya rumah,”Menikahkan puteri kalian.”

”Betapa indahnya dan betapa berkahnya”, begitu si wali menjawab berseri-seri, mengira bahwa Sang Nabi lah calon menantunya. ”Ooh.. Ya Rasulallah, ini sungguh akan menjadi cahaya yang menyingkirkan temaram dari rumah kami.”

”Tetapi bukan untukku”, kata Rasulullah. ”Kupinang puteri kalian untuk Julaibib.”

”Julaibib?”, nyaris terpekik ayah sang gadis.

”Ya. Untuk Julaibib.”

”Ya Rasulullah”, terdengar helaan nafas berat. ”Saya harus meminta pertimbangan isteri saya tentang hal ini.”

”Dengan Julaibib?”, isterinya berseru. ”Bagaimana bisa? Julaibib yang berwajah lecak, tak bernasab, tak berkabilah, tak berpangkat, dan tak berharta? Demi Allah tidak. Tidak akan pernah puteri kita menikah dengan Julaibib. Padahal kita telah menolak berbagai lamaran..”

Perdebatan itu tak berlangsung lama. Sang puteri dari balik tirai berkata anggun. ”Siapakah yang meminta?” Sang ayah dan sang ibu menjelaskan.

”Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah? Demi Allah, kirim aku padanya. Dan demi Allah, karena Rasulullah lah yang meminta, maka tiada akan dia membawa kehancuran dan kerugian bagiku." Sang gadis shalihah lalu membaca ayat ini; Dan tidaklah patut bagi lelaki beriman dan perempuan beriman, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yg nyata yata. (QS Al Ahzab [33]: 36)

Dan Sang Nabi dengan tertunduk berdoa untuk sang gadis shalihah, ”Allahumma shubba ‘alaihima khairan shabban.. Wa la taj’al ‘aisyahuma kaddan kadda.. Ya Allah, limpahkanlah kebaikan atas mereka, dalam kelimpahan yang penuh berkah. Janganlah Kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah..”

Doa yang indah.

Sungguh kita belajar dari Julaibib untuk tak merutuki diri, untuk tak menyalahkan takdir, untuk menggenapkan pasrah dan taat pada Allah dan RasulNya. Tak mudah menjadi orang seperti Julaibib. Hidup dalam pilihan-pilihan yang sangat terbatas. Kita juga belajar lebih banyak dari gadis yang dipilihkan Rasulullah untuk Julaibib. Belajar agar cinta kita berhenti di titik ketaatan. Meloncati rasa suka dan tak suka. Karena kita tahu, mentaati Allah dalam hal yang tak kita suka adalah peluang bagi gelimang pahala. Karena kita tahu, seringkali ketidaksukaan kita hanyalah terjemah kecil ketidaktahuan. Ia adalah bagian dari kebodohan kita.

Isteri Julaibib mensujudkan cintanya di mihrab taat. Ketika taat, dia tak merisaukan kemampuannya. Memang pasti, ada batas-batas manusiawi yang terlalu tinggi untuk kita lampaui. Tapi jika kita telah taat kepada Allah, jangan khawatirkan itu lagi. Ia Maha Tahu batas-batas kemampuan diri kita. Ia takkan membebani kita melebihinya. Isteri Julaibib telah taat kepada Allah dan RasulNya. Allah Maha Tahu. Dan Rasulullah telah berdoa. Mari kita ngiangkan kembali doa itu di telinga. ”Ya Allah”, lirih Sang Nabi, ”Limpahkanlah kebaikan atas mereka, dalam kelimpahan yang penuh barakah. Janganlah Kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah..”

*Alangkah agungnya! Urusan kita sebagai hamba memang taat kepada Allah. Lain tidak! Jika kita bertaqwa padaNya, Allah akan bukakan jalan keluar dari masalah-masalah yang di luar kuasa kita. Urusan kita adalah taat kepada Allah. Lain tidak.*

Maka sang gadis menyanggupi pernikahan yang nyaris tak pernah diimpikan gadis manapun itu. Juga tak pernah terbayang dalam angannya. Karena ia taat pada Allah dan RasulNya.

Tetapi bagaimanapun ada keterbatasan daya dan upaya pada dirinya. Ada tekanan-tekanan yang terlalu berat bagi seorang wanita. Dan agungnya, meski ketika taat ia tak mempertimbangkan kemampuannya, ia yakin Allah akan bukakan jalan keluar jika ia menabrak dinding karang kesulitan. Ia taat. Ia bertindak tanpa gubris. Ia yakin bahwa pintu kebaikan akan selalu terbuka bagi sesiapa yang mentaatiNya.

Maka benarlah doa Sang Nabi. Maka Allah karuniakan jalan keluar yang indah bagi semuanya. Maka kebersamaan di dunia itu tak ditakdirkan terlalu lama. Meski di dunia sang isteri shalihah dan bertaqwa, tapi bidadari telah terlampau lama merindukannya. Julaibib lebih dihajatkan langit meski tercibir di bumi. Ia lebih pantas menghuni surga daripada dunia yang bersikap tak terlalu bersahabat kepadanya. Adapun isterinya, kata Anas ibn Malik, tak satupun wanita Madinah yang shadaqahnya melampaui dia, hingga kelak para lelaki utama meminangnya.

Saat Julaibib syahid, Sang Nabi begitu kehilangan. Tapi beliau akan mengajarkan sesuatu kepada para shahabatnya. Maka Sang Nabi bertanya di akhir pertempuran,  “Apakah kalian kehilangan seseorang?”

“Tidak Ya Rasulallah!”, serempak sekali.

Sepertinya Julaibib memang tak beda ada dan tiadanya di kalangan mereka.

“Apakah kalian kehilangan seseorang?”, beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya lagi. Kali ini wajahnya merah bersemu.

“Tidak Ya Rasullallah!” Kali ini sebagian menjawab dengan was-was dan tak seyakin tadi. Beberapa menengok ke kanan dan ke kiri.Rasulullah menghela nafasnya.

“Tetapi aku kehilangan Julaibib”, kata beliau.

Para shahabat tersadar. “Carilah Julaibib!”

Maka ditemukanlah dia, Julaibib yang mulia. Terbunuh dengan luka-luka, semua dari arah muka. Di seputaran menjelempah tujuh jasad musuh yang telah dia bunuh.

Sang Rasul, dengan tangannya sendiri mengafani Sang Syahid. Beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam menshalatkannya secara pribadi. Ketika kuburnya digali, Rasulullah duduk dan memangku jasad Julaibib, mengalasinya dengan kedua lengan beliau yang mulia. Bahkan pula beliau ikut tur un ke lahatnya untuk membaringkan Julaibib. Saat itulah, kalimat Sang Nabi untuk si mayyit akan membuat iri semua makhluq hingga hari berbangkit. *“Ya Allah, dia adalah bagian dari diriku. Dan aku adalah bagian dari dirinya.”*

Ya. Pada kalimat itu; tidakkah kita cemburu?

Usia Emas Anak Mengenal Allah

Usia Emas Untuk Anak Mengenal Allah
♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨♨

Pada usia dimana dia mulai pandai berbicara, mulai pandai bercanda, pandai dalam segalanya.. walau belum sempurna. Dia akan lebih pandai mengenal Sang Penciptanya...

Bunda...Mulailah dari hal sederhana,

๐ŸŽฏ"Siapa yg menciptakanmu nak?" Ajari.. dengan mengatakan "Allah", lalu katakan "Allah fiissama' atw *Allah ada di atas..", sambil menggunakan tangan menunjuk ke atas, bisa dimulai dari usia 1 tahun mengajarkan ini. Boleh pakai dalil bunda, karena khusus anak di usia 2 tahun ke atas sudah bisa mengingat dgn baik suatu pernyataan jika diulang-ulang.. buktikan sendiri..

Katakan:

ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ُ ุนَู„َู‰ ุงู„ْุนَุฑْุดِ ุงุณْุชَูˆَู‰

“(Yaitu) Rabb Yang Maha Pemurah. Yang beristiwa’ (menetap tinggi) di atas ‘Arsy .” (QS. Thoha : 5).

Alhamdulillaah..

Satu ilmu tauhid yg paling utama sudah tertanam di dadanya^-^

๐ŸŽฏ  Ketika makan, ajaklah dia mengenal Rabbnya.. ajarkan mengucapkan "bismillaah" sebelum makan dan minum.. lalu katakan "syaithon" bersama orang yg tdk mengucap bismillah ketika makan/minum.. ketika kita ucapkan bismillah, syaithon akan pergi/lari dan semacamny.. mereka takut, kita tidak perlu takut. Kita hanya boleh takut pd Allaah.. apalagi saat bermaksiat, takutlah pada Allah, karena Allah tidak suka kita berbuat maksiat.

(sebelum2nya kita sudah menjelaskn siapa syaithon ya bunda)

Bisa pakai dalil ini, dan jika terlalu panjang untuk bunda hafal, ceritakn intinya saja..

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ุฅِู†َّ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†َ ูŠَุณْุชَุญِู„ُّ ุงู„ุทَّุนَุงู…َ ุฃَู†ْ ู„َุง ูŠُุฐْูƒَุฑَ ุงุณْู…ُ ุงู„ู„ู‡ِ ุนَู„َูŠْู‡ِ

Sesungguhnya syaithon akan ikut menyantap makanan yang tidak diawali dengan membaca bismillah sebelum makan. (HR. Muslim dan Ahmad)

Ketika makanan itu panas, jangan pernah ajarkan menghembusnya/meniupnya.. atau ketika dia menghembusnya, katakan Allah tidak suka nak makan dengan cara menghembus.. tidak baik untuk kesehatan kita.
Katakan "Tidak boleh melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri ataupun orang lain. "

ู„ุงَ ุถَุฑَุฑَ ูˆَู„ุงَ ุถِุฑَุงุฑَ

Boleh menggunakan dalil singkat ini, jika hafal..
dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma,

ุฃَู†َّ ุงู„ู†َّุจِูŠَّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ู†َู‡َู‰ ุฃَู†ْ ูŠُุชَู†َูَّุณَ ูِูŠ ุงู„ุฅِู†َุงุกِ ุฃَูˆْ ูŠُู†ْูَุฎَ ูِูŠู‡ِ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang bernafas di dalam gelas atau meniup isi gelas. (HR. Ahmad 1907, Turmudzi 1888, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).

 "Makan dengan tangan kanan ya nak, tangan kiri adalah ciri-ciri makan syaithon".. dan jelaskn sprti di atas.. mereka akan faham jika kita biasakn setiap hari mengajarkn sambil menceritakan. Bahkan mereka akan meniru gaya kita bercerita utk dismpaikn pd org yg jika ada khilaf dlm hal ini, buktikanlah..ini nyata bunda.. Nah, satu lagi ilmu tauhid dan fiqh telah tertanam di dadanya, Alhamdulillah^-^.

๐ŸŽฏ Ketika dia tidak menurut katakan padanya, "Allah tidak sayang pada anak yg tidak patuh atau taat nak pada ummi, abi..." nanti dia akan bertanya iya mii? Harus taat? Dengan suara cadelnya.. lalu kesempatan kita untuk mengarahkannya.. misal, "anak yg taat itu namanya anak sholih/ah..nanti kk/adk akan masuk syurga nak kalau taat, kita sama2 disana ya,. Di syurga ada salak, kelengkeng, anggur, susu kambing, coklat..dll "

^-^ (sebutkan semua makanan kesukaannya), dia akan senang dan in syaa Allah esoknya taat ketika disuruh.. karena dia ingin masuk syurga. Pakailah dalil singkat ini.. mudah dihafal,

ูˆَูˆَุตَّูŠْู†َุง ุงู„ْุฅِู†ْุณَุงู†َ ุจِูˆَุงู„ِุฏَูŠْู‡ِ ุญُุณْู†ًุง ۖ

“Dan Kami wajibkan kepada manusia (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya...
Qs. Al-Ankabut:8

Satu lagi ilmu adab & akhlak telah masuk padanya.. alhamdulillaah..^-^

๐ŸŽฏ Ketika dia menangis karena suatu perkara dunia, meminta sesuatu yg tdk baik untuknya hingga menangis, tantrum dan sebagainya, katakan kepadanya.. "Allah tidak akan sayang/cinta pada mukmin yg suka menangis.. suka menangis tanda seseorang itu lemah nak. Mau kah anak ummi dicintai Allah?" Lalu dia akan mengangguk penasaran.. katakan, "maka harus kuat, orang yg kuat tidak suka menangis sayaang, sambil cium keningnya.., dan Allah lebih mencintai seorang mukmin yg kuat daripada lemah"
Katakan..

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ุงَู„ْู€ู…ُุคْู…ِู†ُ ุงู„ْู‚َู€ูˆِูŠُّ ุฎَู€ูŠْุฑٌ ูˆَุฃَุญَุจُّ ุฅِู„َู€ู‰ ุงู„ู„ู‡ِ ู…ِู†َ ุงู„ْู€ู…ُุคْู…ِู†ِ ุงู„ุถَّุนِูŠْูِ ูˆَูِู€ูŠْ ูƒُู€ู„ٍّ ุฎَู€ูŠْู€ุฑٌ

Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allรขh daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan..
Hr. Muslim, ibnu majah, ahmad dan An-nasai

Secara tidak langsung kita sdh mengajarkan,bahwa Allah memiliki sifat mahabbah...
Maka dari sini ilmu aqidah, khususnya qalbiyah(keyakinan hati), perkataan dan perbuatan sdh tertanam. Sebagaimana mahdzab Ahlusunnah wal jama'ah.

๐ŸŽฏ Dan pada aktivitas keseharian lainnya, seperti berdoa sebelum tidur, doa ke kamar mandi, doa ketika hujan dan doa-doa lain umumnya yg berkaitan dengan aktivitas kejadian sehari-hari dapat kita talaqqi kan kepada anak, sebelum dan ketika peristiwa itu hendak dilakukan/terjadi.

Maa syaa Allah, begitu banyak cara kan bunda, yg dapat kita ajarkan sedari dini agar mereka mengenal Rabbnya, mungkin mereka belum begitu faham apa yg kita katakan, tapi sesungguhnya inilah usia EMAS mereka dapat  mengingatnya dengan baik.

Di usianya yg masih dini sekali, baik baginya mengingat perkara penting dan utama sebagai hamba Allah. Hingga dia terbiasa sampai dewasa.

Tidak apa bunda, perlahan sesuai usianya berkembang dia akan faham lebih baik lg atas apa yg kita sampaikan.

Secara umum, mungkin untuk anak yg baru menginjak usia bicara yaitu 1 tahun ke atas.. hanya hal-hal umum ini yg sering terjadi pada kebiasaannya. Maka dari sinilah kita ambil berbagai hikmah pengajaran agama utk mengenalkan Allah padanya.

Mulailah dari hal sederhana, dengan bahasa yg lembut dan sederhana pula, tanpa mengesampingkan dalil yg ada.
Secara fitrah, jiwa dan hati mereka begitu bersih, sangaat mudah sekali bagi mereka mengingat dan mengikuti apa yg disampaikan orangtuanya..

Wallahua'lam

Bismillah, mari kita mulai bunda..

Motivasi untukku dan untukmu..
(Bukan hanya untuk seorang "ibu", teruntuk seorang "ayah" juga)

___________________
Salam Sayang,
๐Ÿ“Ummu Syaima' (novi)
Muroja'ah oleh Abu Syaima' (rasyid ridha)
Kuala Lumpur, 1 Dzul Qa'dah 1438H
#copas